dokumentasi-peringatan-hut-pgri-ke-45-tahun-1990-tk.i-sulsel-di-pusatkan-di-kab.polewali-mamasa-4.jpg

PERKEMBANGAN PENCAK SILAT DI MANDAR

PERKEMBANGAN PENCAK SILAT DI MANDAR

Pewarta : Abdul Rajab Abduh

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang seiring dengan sejarah perkembangan suku bangsa melayu nusantara. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang lahir dan berkembang dibeberapa daerah di Indonesia.

Sebelum dikukuhkannya olahraga pembelaan diri dengan nama Pencak Silat (1973),dimasa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Beberapa daerah di Jawa Lazimya menggunakan istilah pencak,sedang di Sumatera orang menyebut silat. Pencak dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Sedang Silat mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri dari bela diri atau bencana.

Disejumlah daerah di Indonesia,Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak menyerupai olahraga bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara,tari Randai di Sumatera Barat, dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanannya.

Kini Pencak Silat dikenal dengan wujud serta corak yang beragam, namun tetap memiliki aspek yang sama. Pencak silat merupakan unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Dengan  secara turun temurun inilah, baik bersifat pribadi atau kelompok perkembangan seni bela diri ini dituturkan.

Menurut Saeni Pg Dewi Koordinator IPSI Sulawesi Barat, Pencak Silat yang berkembang di Indonesia, umumnya terdapat pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan agama Islam. Dan Pencak Silat yang berkembang di Mandar, awalnya diperkenalkan oleh para penyebar agama Islam dari Pulau Sumatera. Bahkan ada yang berpendapat kalau seni bela diri ini sudah ada sejak awal kejayaan kerajaan Balanipa, yang dibawa oleh para penyebar ajaran Islam terdahulu di Mandar,seperti Tuan Langngaran dan Sayyid Salaparang. Tapi perkembangannya,nanti setelah tahun 1975 lahirlah beberapa aliran-aliran Silat di Sulbar. Dalam bahasa Mandar Pencak Silat dikenal dengan istilah Macca atau Kottau.

Lanjut Saeni, pendiri aliran Pencak Silat Pammase Puang tahun 1972, Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.  Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri. Sedang di Mandar,beberapa aliran yang kita kenal,misalnya; Pammase Puang, Naga Kembar, Rajawali Sakti, Pancar 12, serta banyak lagi aliran silat yang lainnya.

Ditempat terpisah Nurdin, ketua persaudaraan Silat Pancar 12, katanya, Pencak Silat mengandung unsur olahraga, seni, bela diri dan kebathinan. Umunya pencak silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan yang percaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian atau kebathinan diberikan kepada para muridnya yang lanjut dalam menuntut Ilmu Silatnya.  Ini bertujuan untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi para muridnya.

Selain sebagai ajaran kebathinan,menurut Nurdin, ciri khusus pencak silat adalah bagian dari kesenian daerah-daerah tertentu. Misalnya dalam pertunjukan Pencak Silat “Pammacca” di Sulbar biasanya diiringi tabuhan irama musik gendang yang khas. Pada setiap gerakan dalam pencak silat ini terdapat kaidah-kaidah gerak atau irama , yang memang membutuhkan pendalaman dan keahlian khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus mengikuti ketentuan-ketentuan,keselarasan,keseimbangan, keserasian antara irama,rasa, dan raga. (Abd.Rajab/WKP)